Kenapa sih harus Matematika? Mungkin pertanyaan itu pernah terbesit di pikiran kalian ketika lagi belajar Matematika atau ngelihat mahasiswa dari jurusan Matematka. Well, gue sendiri sebenarnya punya alasan kenapa gue milih Matematika sebagai bidang studi yang gue geluti setelah lulus SMA. Oh iya kalau bisa kalian jangan langsung termakan mentah-mentah sama tulisan gue ini, karena tulisan ini hanya berdasarkan asumsi pribadi yang sampai saat ini udah mulai gue rasain sih.

Matematika atau yang dari bahasa Yunaninya adalah μαθηματικάmathēmatiká memiliki definisi yaitu studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Pada dasarnya Matematika tidak termasuk ke dalam science yang mana kita tahu selama ini di antaranya adalah Kimia, Biologi, dan Fisika. Makanya kalau kalian sering lihat nama-nama fakultas yang ada di suatu universitas, nama Matematika pasti terpisah sendiri seperti Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Lah kok bisa gitu? Karena ilmu-ilmu di science itu harus ngelihat apa yang terjadi di alam untuk bisa ngebuktiin teori-teori yang ada di science, jadi ya mau gak mau harus ada bukti kuatnya dulu gitu. Sementara bukti-bukti yang ada di Matematika itu asal muasalnya diturunkan dari apa yang kita ketahui sebelumnya. Misal kalau kita ngebuktiin integral ya kita ngelihat konsep turunan, kalau ngebuktiin turunan ya kita tinggal ngelihat konsep yang ada di limit begitu pun seterusnya. Oh iya dalam Matematika juga nantinya kita gak bakal asing lagi dengan yang namanya teorema, aksioma, lemma, maupun corollary. Eits itu apaan? Ya kurang lebih mereka semua adalah pernyataan, ada pernyataan yang sifatnya mutlak benar, ada pernyataan yang bisa lo turunin dari pernyataan sebelumnya, dan lain sebagainya. Kalau kalian kepo, coba kalian cari-cari referensinya di beberapa buku Matematika, ya hitung-hitung nambah knowledge kalian juga kan.

Capture 1

Gambar 1. Sebuah integral tertentu dari sebuah fungsi dapat digambarkan sebagai area yang dibatasi oleh kurva fungsinya.

Terus kenapa harus Matematika dan seberapa penting sih Matematika itu? Penting, penting banget malah. Cuman ya gue juga bingung, kenapa masih banyak orang-orang di Indonesia yang skeptis sama Matematika, mungkin karena ada huruf yang tersusun jadi ‘mati’ kali ya di kata Matematika hahaha. Faktanya, gak cuman orang Indonesia aja loh yang masih skeptis sama Matematika. Beberapa tahun yang lalu gue sempat ambil kuliah online di Stanford University dan video pertama yang disuguhin ke gue adalah wawancara ke mahasiswa di sana tentang Matematika, dan hasilnya banyak banget yang gak suka sama kata itu. Kalau gue nemu video wawancaranya, di tulisan selanjutnya gue kasih lihat ke kalian deh.

Balik ke pertanyaan awal, alasan pertama yang bisa gue kasih ke kalian adalah karena Matematika sebagai pondasi dasar kita dalam berpikir dan menggunakan logika. Dalam keseharian aja, kalau kalian lagi ngobrol sama teman-teman kalian, pasti gak mau dibego-begoin kan sama perkataan mereka. Contoh kecilnya dalam pernyataan “Jika A maka B”, kalau terjadi A berarti B pasti terjadi kan. Nah kalau gak terjadi B ya pasti A juga gak terjadi, tapi kalau B terjadi apa iya A pasti terjadi? Belum tentu. Soalnya ketika B terjadi banyak hal-hal yang juga bisa menyebabkan si B terjadi, makanya ketika ditanya B terjadi berarti A pasti terjadi jawabannya ya belum tentu. Selain itu, di Matematika juga kita bakal dilatih inductive reasoning dan deductive reasoning. Singkatnya sih, inductive reasoning itu digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang sifatnya khusus menjadi sifatnya yang lebih umum atau general, sedangkan deductive reasoning sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus. Contoh dari deductive reasoning adalah induksi matematika yang merupakan salah satu jenis pembuktiaan dari sekian jenis pembuktian yang ada.

Gak cuman dari pola pikir aja sih yang berubah kalau kita belajar Matematika, tapi kita juga bisa buat beberapa rumus berdasarkan realita yang ada di sekitar kita. Misal kita mau perkirain nih populasi penduduk di suatu kota untuk beberapa tahun ke depan, kita bisa ngebuat modelnya kok. Mulai dari ngebuat asumsi apa aja yang kira-kira berpengaruh terhadap kasus kita sampai dengan merancang model matematikanya sendiri. Buat cara-caranya sendiri bakal dipelajarin lebih lanjut lagi di kuliah Pemodelan Matematika.

Dan secara umum apa yang ada di Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Akuntansi, berbagai macam teknik, Astronomi, dan berbagai macam bidang kajian ilmu lainnya pasti gak akan pernah luput dari yang namanya Matematika. Kalau kalian pernah dengar nama John Forbes Nash Jr atau John Nash dalam beberapa buku ekonomi, maka itu lah contoh Ekonomi gak akan luput dari Matematika, karena beliau adalah matematikawan yang sangat berjasa di bidang Ekonomi. Gak cuman di Ekonomi, hal-hal yang ada di Biologi juga bisa dirumuskan dalam bentuk model matematika guna membantu proses penelitian dengan menggunakan perhitungan di aplikasi-aplikasi yang basic-nya Matematika.

Terakhir dari gue, Matematika bukanlah sesuatu yang harus kita takuti dan jauhi, melainkan dasar-dasar yang ada di Matematika harus kita pelajari guna membantu pola pikir kita dalam kehidupan sehari-hari atau pun menjadi landasan dalam menopang hidup kita.

Referensi :

Matematika

Matematika Sebagai Bahasa

Induksi Matematika

Munir, Rinaldi. 2014. Matematika Diskrit Revisi Kelima. Bandung : Informatika.

Sumber gambar :

Integral

Leave a comment